Rabu, 02 Juni 2010
Jumat, 07 Mei 2010
Laporan Hasil Kerja Proyek; tugas kelompok
Kamis, 15 April 2010
Perkembangan Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia dan Mancanegara; Tugas Kelompok 3
Dalam tahap perkembangan, anak umur 0-6 tahun merupakan usia emas dimana pada masa ini proses perkembangan anak harus mendapatkan perhatian yang maksimal. Pada usia emas ini, jika anak mendapat perhatian yang maksimal, akan mampu mewujudkan kesejahteraan di masa yang akan datang. Pada usia ini anak juga akan menjadi optimal dalam menyerap ilmu pengetahuan pada jenjang pendidikan berikutnya. Oleh karena itu, Pendidikan Anak Usia Dini bagaikan pondasi yang kuat dan kokoh bagi perkembangan anak. Lalu, bagaimana perkembangan Pendidikan Anak Usia Dini ini sendiri baik di Indonesia maupun di mancanegara?
Pada kenyataannya, pendidikan anak usia dini yang ada di Indonesia selama ini lebih banyak dilaksanakan oleh masyarakat. Banyaknya Taman Kanak-Kanak dan Kelompok Bermain yang diselenggarakan oleh masyarakat menunjukkan besarnya minat masyarakat pada pendidikan anak usia dini ini. Pemerintah tidak akan mengambil alih peran masyarakat yang sudah ada. Sebaliknya, pemerintah akan memfasilitasi, mendorong, dan melengkapi berbagai kegiatan yang sudah ada, agar jangkauan layanan dan mutu pendidikan yang mereka selenggarakan terus meningkat. Upaya yang perlu, telah dan tengah dilakukan adalah antara lain mengintegrasikan penanganan pendidikan anak usia dini dengan program-program layanan anak usia dini yang telah ada di lapangan.
Di indonesia, Orang tua akan merasa bangga jika anak-anaknya yang masih berada di Kelompok Bermain atau TK sudah mampu membaca dan menulis. Tidak jarang kemampuan membaca dan menulis yang dimiliki oleh anak TK atau bahkan anak-anak dalam Kelompok Bermain dijadikan ukuran kualitas sebuah Kelompok Bermain atau TK. Dan pada akhirnya ukuran kepandaian menulis dan membaca ini akan mempengaruhi popularitas Kelompok Bermain dan Taman Kanak-Kanak.
Untuk mengoptimalkan fungsi PAUD untuk mengembangkan semua aspek perkembangan anak, meliputi aspek perkembangan kognitif, bahasa, fisik (motorik kasar dan halus), sosial dan emosional. Maka guru PAUD seharusnya mempunyai dua kompetensi yang saling terintegrasi, yaitu kompetensi akademik dan kompetensi profesional. Karena merekalah yang menjadi pengganti orang tua si anak dan juga sebagai pendamping dan menjalin komunikasi yang positif dengan orangtua/pengasuh si anak.
Disamping itu, bagaimanapun masih ada juga orang tua yang masih memandang sebelah mata terhadap pendidikan anak usia dini. Mereka belum mengerti sepenuhnya betapa pentingnya pendidikan di usia dini. Padahal telah dijelaskan diatas, bahwa pendidikan di usia dini itu sangatlah penting, karena di usia tersebutlah masa-masa emas anak dimulai. Oleh karena itu, sosialisasi mengenai pendidikan di usia dini melalui berbagai kegiatan baik langsung maupun media massa menjadi sangat penting untuk dilaksanakan. Disamping itu, pada 2009 Depdiknas menetapkan pelayanan PAUD bisa mencapai 53,9% dan pada 2012 bisa mencapai 75% pelayanan pendidikan terhadap anak usia dini.
Pendidikan anak usia dini memerlukan inovasi bukan hanya meningkatkan pendanaan saja. Walaupun alokasi dana itu perlu, tetapi harus diprioritaskan kepada lembaga yang lebih membutuhkan. Ilmu pengetahuan yang berkembang juga turut andil dalam meningkatkan dan memaksimalkan perkembangan anak, misalkan dalam hal perkembangan otak. Berbagai hal yang dapat merusak sistem dan kinerja pikiran seperti stress dan lain sebagainya dapat dicegah dengan perkembangan teknologi.
Interaksi antara peran gen dan pengalaman awal membangun landasan untuk bisa meneruskan ke perkembangan selanjutnya. Selain itu keluarga dan masyarakat memainkan peran penting dalam memberikan hubungan yang mendukung dan pengalaman positif apa yang semua anak-anak butuhkan, namun kebijakan publik yang mempromosikan lingkungan yang sehat bagi anak-anak juga memiliki memiliki efek positif yang signifikan.
Dalam konteks kebijakan yang berkembang saat ini pada anak usia dini, mobilisasi pengetahuan ilmiah menawarkan kesempatan untuk menutup kesenjangan dan menciptakan masa depan di tiga wilayah penting.
Pertama, negara akan mendapatkan keuntungan dari pandangan yang lebih cerah dari pengeluaran publik untuk perawatan awal berkualitas tinggi dan program pendidikan dalam lima tahun pertama kehidupan sebagai investasi dalam membangun fondasi yang kuat untuk prestasi akademik, produktivitas ekonomi, dan kewarganegaraan yang bertanggung jawab, dan bukan sebagai subsidi memberatkan bagi tempat-tempat untuk mengawasi anak-anak orangtua bekerja di dengan biaya serendah mungkin.
Kedua, intervensi khusus sedini mungkin, pada atau sebelum kelahiran, harus difokuskan pada peningkatan hasil hidup bagi anak-anak yang belajar kapasitas dan kesehatan dikompromikan oleh kesulitan yang signifikan di atas dan di luar beban kemiskinan saja.
Ketiga, manfaat sosial dan ekonomi yang signifikan bagi masyarakat dapat direalisasikan dari ketersediaan yang lebih besar dari pencegahan yang efektif dan layanan pengobatan untuk anak-anak dengan masalah emosional atau perilaku, bersama dengan bantuan peningkatan bagi orangtua dannonrelated caregiver yang mempunyai kesulitan tersendiri dengan depresi mempengaruhi hubungan lingkungan anak.
Meningkatkan prestasi literasi bagi anak-anak usia dini adalah prioritas pendidikan di Amerika Serikat. Berbagai macam kebijakan pendidikan seperti No Child Left Behind Act dan Reading First Act telah melakukan persiapan khusus untuk persiapan akademis bagi anak-anak yang berlatar belakang kurang beruntung. Proyek ini dievaluasi oleh Stony Brook Emergent Literacy Project, sebuah pendekatan yang menggabungkan pelatihan guru, kelas berbasis kegiatan, dan kinerja guru dievaluasi dengan menggunakan rubrik untuk menargetkan keterampilan literasi muncul pada anak-anak prasekolah. Anak-anak dinilai kemampuan literasi oleh evaluator independen di awal dan akhir tahun sekolah. Ruang kelas yang mengimplementasikan literacy project menunjukkan keuntungan dalam keterampilan literasi yang muncul pada anak-anak selama program tahun akademik. Hasilnya menunjukkan pengaruh penerapan Literacy Project pada pertumbuhan anak-anak dalam keterampilan literasi dan menekankan kegunaannya, termasuk instruksi literasi eksplisit yang muncul tiba-tiba pada anak usia dini.
Jadi, sistem pendidikan di Amerika mengutamakan pendidikan bagi anak-anak usia dini terutama bagi mereka yang berlatar belakang ekonomi rendah. Mereka juga membuat semacam proyek atau program yang mengkhususkan pendidikan bagi anak-anak usia dini.
Referensi:
http://www.jurnalnet.com/konten.php?nama=BeritaUtama&topik=5&id=805
http://www.jurnalnet.com/konten.php?nama=Popular&topik=6&id=64
http://www.jurnalnet.com/konten.php?nama=BeritaUtama&topik=5&id=1024
http://www.jurnalnet.com/konten.php?nama=BeritaUtama&topik=5&id=1348
http://ditnaga.dikti.go.id/ditnaga/files/NA-PAUD-REV.pdf
http://web.ebscohost.com/ehost/detail?vid=1&hid=14&sid=00346a23-b9c7-4cc5-
ac6e252a9a4bb00a%40sessionmgr4&bdata=JnNpdGU9ZWhvc3QtbGl2ZQ%3d%3d#db=a3h&AN=44679048
http://search.ebscohost.com/login.aspx?direct=true&db=a3h&AN=46800169&site=ehost-live
Kelompok G:
Rabu, 10 Maret 2010
tugas individu ketiga
Kamis, 04 Maret 2010
Hasil Diskusi online kelompok; kuliah online 2
1. Hubungan Psikologi Pendidikan Dengan Media Pembelajaran
Untuk memahami peranan media dalam proses mendapatkan pengalaman belajar bagi siswa, Edgar Dale melukiskannya dalam sebuah kerucut yang kemudian dinamakan Kerucut Pengalaman Edgar Dale (Edgar Dale cone of experience).Kerucut pengalaman ini dianut secara luas untuk menentukan alat bantu atau media apa yang sesuai agar siswa memperoleh pengalaman belajar secara mudah.
Sebagai contoh, misalnya dalam mata pelajaran IPS guru dapat menggunakan fasilitas yang disediakan oleh Google, yaitu Google Earth untuk menggantikan peta biasa yang kurang merepresentasikan bumi seutuhnya. Sedangkan dengan menggunakan Google Earth, siswa dapat melihat dengan jelas struktur dan bentuk bumi secara nyata.
ψhttp://wyw1d.wordpress.com/2010/01/16/google-earth-sebagai-media-pembelajaran/
ψhttp://goeroendeso.wordpress.com/2009/02/07/peranan-media-pembelajaran/
ψ http://edu-articles.com/mengenal-media-pembelajaran/
ψ Munir. 2008. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta.
2. Hubungan Psikologi Pendidikan dengan Teknologi Pembelajaran
Untuk menjawab ini, kita pahami dulu definisi sederhana dari media. Media berasal dari bahasa latin, asal kata jamaknya adalah medium. Medium arti sederhananya adalah ANTARA. Kembali ke istilah belajar. Belajar terjadi ketika ada interaksi dengan sumber belajar (mengalami). Untuk berinteraksi dengan sumber belajar, tentunya perlu “mak comblang” alias “makelar” alias “perantara”. Disitulah peran penting diperlukannya apa yang dinamakan MEDIA. Tentu saja, dalam hal ini adalah media pembelajaran. Dengan demikian, karena dalam proses pembelajaran terjadi proses komunikasi atau interaksi antara orang yang belajar dengan aneka sumber belajar, maka agar komunikasi atau interaksi tersebut terjadi secara optimal dibutuhkan media pembelajaran yang relevan tentunya.
Teknologi pendidikan memegang peran yang penting, terutama setelah berkembangnya TIK, dimana komputer menjadi bagian integral didalamnya. Teknologi pendidikan merupakan pengembangan, penerapan, dan penilaian sistem-sistem, teknik-teknik dan alat-alat baru untuk memperbaiki proses pembelajaran.
Dengan mengkombinasikan soft-technology (seperti strategi, metode pembelajaran) yang tepat dengan hard-technology yang ada, maka seorang pengajar dapat menyulap proses pembelajaran menjadi suatu pembelajaran yang menarik dan efektif (tujuan tercapai). Dalam hal ini, bukan teknologi yang membuat suatu pembelajaran berhasil, tapi ketepatan menerapkan teknologi itulah yang menyebabkan suatu pembelajaran berhasil dengan baik.
Mudah-mudahan, penjelasan diatas sudah memperjelas hubungan antara belajar, pembelajaran, sumber belajar dan media pembelajaran. sedangkan format media atau bentuk fisik dimana suatu media dituangkan atau dijasikan menurut Smaldino dkk (2008) diklasifikasikan kedalam beberapa bentuk yaitu text, visual, audi, motion (gerak), manipulative (objek) dan orang.Berikut adalah gambaran kontinum antara media dengan pengalaman belajar yang diakibatkan oleh media tersebut.
ψ http://teknik-informatika.com/teknologi-informasi-bidang-pendidikan/
ψhttp://www.pendidikan.net/mod.php?mod=informasi&op=viewinfo&intypeid=6&infoid=9
ψhttp://fakultasluarkampus.net/2010/02/belajar-sumber-belajar-dan-media/
ψhttp://fakultasluarkampus.net/2010/02/guru-teknologi-dan-penerapannya-di-kelas/
ψhttp://fakultasluarkampus.net/2009/11/posisi-dan-peran-teknolog-pembelajaran/
ψ Munir. 2008. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta.
3. Ragam Metode Pembelajaran
1. Pendekatan Behavioral, yaitu pandangan bahwa perilaku harus dijelaskan melalui pengalaman yang dapat diobservasi.
2. Pendekatan kognitif yang memiliki 4 pendekatan kognitif utama, yaitu:
Kognitis sosial, pemrosesan informasi kognitif, konstruktivis kognitif, dan konstruktifis sosial.
Dengan menambahkan 4 pendekatan kognitif ini pada pendekatan behavioral, semuanya menunjuang pemahaman kita tentang bagaimana anak belajar. Berikut ini disajikan beberapa model pembelajaran, untuk dipilih dan dijadikan alternatif sehingga cocok untuk situasi dan kondisi yang dihadapi, diantaranya:
1. Koperatif (CL, Cooperative Learning)
2. Kontekstual (CTL, Contextual Teaching and Learning)
3. Realistik (RME, Realistic Mathematics Education)
4. Pembelajaran Langsung (DL, Direct Learning)
5. Pembelajaran Berbasis masalah (PBL, Problem Based Learning)
6. Problem Solving
7. Problem Posing
8. Problem Terbuka (OE, Open Ended)
9. Probing-prompting
10. Pembelajaran Bersiklus (cycle learning)
Berbicara strategi pembelajaran, pada dasarnya bicara tentang bagaimana memilih, menentukan metode dan media serta meramukeduanya dalam suatu kondisi tertentu menjadi suatu strategi pembelajaran yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Jadi, preskripsi alias resepnya adalah begini:
o Untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu (jika mengacu kepada domain menurutBloom: kognitif, psikomotorik, afektif atau kombinasi semuanya);
o Dengan kondisi tertentu (baik karakteristik siswa tertentu, maupun kondisi lingkungan, sekolah, sosial, budaya dan lain-lain);
o Kombinasi metode dan media apa saja yang paling tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut secara efektif, efisien dan menyenangkan tentunya.
Resep tersebut diatas sebenarnya diadaptasi dari resep yang dikemukakan oleh Reigeluth. Dan ekarang, harus ada pemaksimalan yang diadaptasi baik dari pengajar, maupun peserta didiknya. Harus ada korelasi yang positif dari berbagai aspek yang ada hubungannya dengan pembelajaran. Perlu diingat, bahwa dewasa ini, sudah bukan zamannya lagi proses pembelajaran yang biasanya siswa hanya datang, duduk, diam, pulang. Harus ada interaksi yang lebih aktif antara kedua belah pihak. Karena itulah metode pembelajaran dipergunakan, sehingga tercipta simbiosis mutualisme.
Daftar pustaka:
ψhttp://fakultasluarkampus.net/2010/02/strategi-pembelajaran-integrasi-metode-dan-media/
ψ http://model-pembelajaran.blogspot.com/2008/08/ragam-model-pembelajaran.html
ψhttp://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/macam-macam-strategi-belajar.html
ψhttp://resni.student.fkip.uns.ac.id/2009/11/21/macam-metode-dan-model-pembelajaran/
ψ Santrock, J.W. 2008. Psikologi Pendidikan, edisi kedua.
Kelompok V
Testimoni Kelompok:
Rafita Attia (09-014) :
Kuliah hari ini cukup melelahkan, karena bahan yang terlalu banyak dan kurangnya fasilitas. Namun, meskipun demikian, kami tetap berusaha mempersiapkan suatu hal yang terbaik, termasuk dalam tugas. Dan semoga, permulaan ini adalah awal untuk kesuksesan baru. Terima kasih….
Imam Damara (09-032) :
Cukup melelahkan dalam mengerjakannya, karena kami harus mencari bahan-bahan yang cukup akurat/baik sebelum diposting. Dalam mengerjakannya banyak hambatan yang kami lalui, diantaranya:
- Modem yang bermasalah
- Berbagi-bagi dalam stop kontak
- Komunikasi yang kurang efektif
Bobby kurniawan (09-034) :
Kuliah kali ini benar-benar menarik. Mengusung konsep yang berbeda dari biasanya. Memang seharusnya kuliah model seperti inilah yang diterapkan pada mata kuliah lain. Namun, hanya saja masih ada kekurangan, diantaranya bandwidth yang terbatas, sehingga kami harus menggunakan modem sendiri, sumber listrik yang sedikit membuat kami harus bergantian menggunakannya
Utami Nurhafsari (09-050) :
Sebenarnya kuliah ini menarik, bahkan sangat menarik. Karena ada hal baru yang bisa saya ambil dari kuliah kali ini. Termasuk pembagian tugas kelompok, dan komunikasi yang baik antar kelompok, sehingga mampu menciptakan kolaborasi yang baik dalam pengerjaan tugas. Namun tetap ada kendala, seperti keterbatasan networkdan media pembelajarannya (dalam hal ini, penggunaan laptop agak sulit). Secara keseluruhan, menyenangkan… meraih dan mencoba hal baru, dan semoga dapat berjalan lebih baik di kemudian hari.
Rahmi Zuraida (09-066) :
Ini merupakan pertama kalinya saya melakukan kuliah online seperti ini. Tidak perlu mendengar ceramah yang cenderung membuat kita malas untuk mendengarkannya.
Secara keseluruhan menyenangkan, walaupun terkadang ada kendala, seperti tidak semua orang punya laptop pribadi, jaringan internet yang susah dan juga kesulitan dalam menyatukan berbagai pikiran. Setidaknya, untuk permulaan ini merupakan hal yang sangat baik. Tetap lanjutkan ini, semoga bisa berjalan dengan lembut (smooth).
Untuk memahami peranan media dalam proses mendapatkan pengalaman belajar bagi siswa, Edgar Dale melukiskannya dalam sebuah kerucut yang kemudian dinamakan Kerucut Pengalaman Edgar Dale (Edgar Dale cone of experience).Kerucut pengalaman ini dianut secara luas untuk menentukan alat bantu atau media apa yang sesuai agar siswa memperoleh pengalaman belajar secara mudah.
Sebagai contoh, misalnya dalam mata pelajaran IPS guru dapat menggunakan fasilitas yang disediakan oleh Google, yaitu Google Earth untuk menggantikan peta biasa yang kurang merepresentasikan bumi seutuhnya. Sedangkan dengan menggunakan Google Earth, siswa dapat melihat dengan jelas struktur dan bentuk bumi secara nyata.
ψhttp://wyw1d.wordpress.com/2010/01/16/google-earth-sebagai-media-pembelajaran/
ψhttp://goeroendeso.wordpress.com/2009/02/07/peranan-media-pembelajaran/
ψ http://edu-articles.com/mengenal-media-pembelajaran/
ψ Munir. 2008. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta.
2. Hubungan Psikologi Pendidikan dengan Teknologi Pembelajaran
Untuk menjawab ini, kita pahami dulu definisi sederhana dari media. Media berasal dari bahasa latin, asal kata jamaknya adalah medium. Medium arti sederhananya adalah ANTARA. Kembali ke istilah belajar. Belajar terjadi ketika ada interaksi dengan sumber belajar (mengalami). Untuk berinteraksi dengan sumber belajar, tentunya perlu “mak comblang” alias “makelar” alias “perantara”. Disitulah peran penting diperlukannya apa yang dinamakan MEDIA. Tentu saja, dalam hal ini adalah media pembelajaran. Dengan demikian, karena dalam proses pembelajaran terjadi proses komunikasi atau interaksi antara orang yang belajar dengan aneka sumber belajar, maka agar komunikasi atau interaksi tersebut terjadi secara optimal dibutuhkan media pembelajaran yang relevan tentunya.
Teknologi pendidikan memegang peran yang penting, terutama setelah berkembangnya TIK, dimana komputer menjadi bagian integral didalamnya. Teknologi pendidikan merupakan pengembangan, penerapan, dan penilaian sistem-sistem, teknik-teknik dan alat-alat baru untuk memperbaiki proses pembelajaran.
Dengan mengkombinasikan soft-technology (seperti strategi, metode pembelajaran) yang tepat dengan hard-technology yang ada, maka seorang pengajar dapat menyulap proses pembelajaran menjadi suatu pembelajaran yang menarik dan efektif (tujuan tercapai). Dalam hal ini, bukan teknologi yang membuat suatu pembelajaran berhasil, tapi ketepatan menerapkan teknologi itulah yang menyebabkan suatu pembelajaran berhasil dengan baik.
Mudah-mudahan, penjelasan diatas sudah memperjelas hubungan antara belajar, pembelajaran, sumber belajar dan media pembelajaran. sedangkan format media atau bentuk fisik dimana suatu media dituangkan atau dijasikan menurut Smaldino dkk (2008) diklasifikasikan kedalam beberapa bentuk yaitu text, visual, audi, motion (gerak), manipulative (objek) dan orang.Berikut adalah gambaran kontinum antara media dengan pengalaman belajar yang diakibatkan oleh media tersebut.
ψ http://teknik-informatika.com/teknologi-informasi-bidang-pendidikan/
ψhttp://www.pendidikan.net/mod.php?mod=informasi&op=viewinfo&intypeid=6&infoid=9
ψhttp://fakultasluarkampus.net/2010/02/belajar-sumber-belajar-dan-media/
ψhttp://fakultasluarkampus.net/2010/02/guru-teknologi-dan-penerapannya-di-kelas/
ψhttp://fakultasluarkampus.net/2009/11/posisi-dan-peran-teknolog-pembelajaran/
ψ Munir. 2008. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta.
3. Ragam Metode Pembelajaran
1. Pendekatan Behavioral, yaitu pandangan bahwa perilaku harus dijelaskan melalui pengalaman yang dapat diobservasi.
2. Pendekatan kognitif yang memiliki 4 pendekatan kognitif utama, yaitu:
Kognitis sosial, pemrosesan informasi kognitif, konstruktivis kognitif, dan konstruktifis sosial.
Dengan menambahkan 4 pendekatan kognitif ini pada pendekatan behavioral, semuanya menunjuang pemahaman kita tentang bagaimana anak belajar. Berikut ini disajikan beberapa model pembelajaran, untuk dipilih dan dijadikan alternatif sehingga cocok untuk situasi dan kondisi yang dihadapi, diantaranya:
1. Koperatif (CL, Cooperative Learning)
2. Kontekstual (CTL, Contextual Teaching and Learning)
3. Realistik (RME, Realistic Mathematics Education)
4. Pembelajaran Langsung (DL, Direct Learning)
5. Pembelajaran Berbasis masalah (PBL, Problem Based Learning)
6. Problem Solving
7. Problem Posing
8. Problem Terbuka (OE, Open Ended)
9. Probing-prompting
10. Pembelajaran Bersiklus (cycle learning)
Berbicara strategi pembelajaran, pada dasarnya bicara tentang bagaimana memilih, menentukan metode dan media serta meramukeduanya dalam suatu kondisi tertentu menjadi suatu strategi pembelajaran yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Jadi, preskripsi alias resepnya adalah begini:
o Untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu (jika mengacu kepada domain menurutBloom: kognitif, psikomotorik, afektif atau kombinasi semuanya);
o Dengan kondisi tertentu (baik karakteristik siswa tertentu, maupun kondisi lingkungan, sekolah, sosial, budaya dan lain-lain);
o Kombinasi metode dan media apa saja yang paling tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut secara efektif, efisien dan menyenangkan tentunya.
Resep tersebut diatas sebenarnya diadaptasi dari resep yang dikemukakan oleh Reigeluth. Dan ekarang, harus ada pemaksimalan yang diadaptasi baik dari pengajar, maupun peserta didiknya. Harus ada korelasi yang positif dari berbagai aspek yang ada hubungannya dengan pembelajaran. Perlu diingat, bahwa dewasa ini, sudah bukan zamannya lagi proses pembelajaran yang biasanya siswa hanya datang, duduk, diam, pulang. Harus ada interaksi yang lebih aktif antara kedua belah pihak. Karena itulah metode pembelajaran dipergunakan, sehingga tercipta simbiosis mutualisme.
Daftar pustaka:
ψhttp://fakultasluarkampus.net/2010/02/strategi-pembelajaran-integrasi-metode-dan-media/
ψ http://model-pembelajaran.blogspot.com/2008/08/ragam-model-pembelajaran.html
ψhttp://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/macam-macam-strategi-belajar.html
ψhttp://resni.student.fkip.uns.ac.id/2009/11/21/macam-metode-dan-model-pembelajaran/
ψ Santrock, J.W. 2008. Psikologi Pendidikan, edisi kedua.
Kelompok V
Testimoni Kelompok:
Rafita Attia (09-014) :
Kuliah hari ini cukup melelahkan, karena bahan yang terlalu banyak dan kurangnya fasilitas. Namun, meskipun demikian, kami tetap berusaha mempersiapkan suatu hal yang terbaik, termasuk dalam tugas. Dan semoga, permulaan ini adalah awal untuk kesuksesan baru. Terima kasih….
Imam Damara (09-032) :
Cukup melelahkan dalam mengerjakannya, karena kami harus mencari bahan-bahan yang cukup akurat/baik sebelum diposting. Dalam mengerjakannya banyak hambatan yang kami lalui, diantaranya:
- Modem yang bermasalah
- Berbagi-bagi dalam stop kontak
- Komunikasi yang kurang efektif
Bobby kurniawan (09-034) :
Kuliah kali ini benar-benar menarik. Mengusung konsep yang berbeda dari biasanya. Memang seharusnya kuliah model seperti inilah yang diterapkan pada mata kuliah lain. Namun, hanya saja masih ada kekurangan, diantaranya bandwidth yang terbatas, sehingga kami harus menggunakan modem sendiri, sumber listrik yang sedikit membuat kami harus bergantian menggunakannya
Utami Nurhafsari (09-050) :
Sebenarnya kuliah ini menarik, bahkan sangat menarik. Karena ada hal baru yang bisa saya ambil dari kuliah kali ini. Termasuk pembagian tugas kelompok, dan komunikasi yang baik antar kelompok, sehingga mampu menciptakan kolaborasi yang baik dalam pengerjaan tugas. Namun tetap ada kendala, seperti keterbatasan networkdan media pembelajarannya (dalam hal ini, penggunaan laptop agak sulit). Secara keseluruhan, menyenangkan… meraih dan mencoba hal baru, dan semoga dapat berjalan lebih baik di kemudian hari.
Rahmi Zuraida (09-066) :
Ini merupakan pertama kalinya saya melakukan kuliah online seperti ini. Tidak perlu mendengar ceramah yang cenderung membuat kita malas untuk mendengarkannya.
Secara keseluruhan menyenangkan, walaupun terkadang ada kendala, seperti tidak semua orang punya laptop pribadi, jaringan internet yang susah dan juga kesulitan dalam menyatukan berbagai pikiran. Setidaknya, untuk permulaan ini merupakan hal yang sangat baik. Tetap lanjutkan ini, semoga bisa berjalan dengan lembut (smooth).