Senin, 04 Maret 2013

Testimoni Paedagogi Pertemuan Ketiga

Senin, 4 Maret 2013, memasuki minggu ketiga dalam mata kuliah Paedagogi. Pagi itu dosen yang masuk adalah Ibu Lita. Dalam waktu 2 sks, tepatnya 100 menit, Ibu Lita memberikan ceramah mengenai pendidikan-pendidikan kontemporer di Indonesia. Sebagian besar pendidikan di Jawa yang sering Ibu Lita berikan sebagai contoh. Mungkin hal ini dikarenakan Ibu Lita baru saja pulang dari Jawa. Tentu saja deskripsi seputar pendidikan di Jawa menambah keanekaragaman informasi bagi peserta didiknya.

Di akhir pelajaran, Ibu Lita sempat memberikan waktu sekitar lima menit bagi peserta didik untuk memberikan ide yang menarik untuk pendidikan Indonesia. Dan semua peserta didik menyanggupi. Secarik kertas dan pulpen dijadikan media untuk menyalurkan gagasan tersebut.


Setelah selesai, kertas tersebut dikasih ke Bu Lita lalu dibacakan oleh beliau di depan kelas. Sungguh menarik gagasan-gagasan yang diberikan teman-teman untuk pendidikan Indonesia ke depannya. Ada yang mengusulkan penambahan jam olahraga. Ada yang menganjurkan agar jalur tertulis diperbanyak kuotanya. Sedangkan ide saya sendiri adalah mengusulkan adanya praktek langsung mengenai kebudayaan dan kesantunan. Selama ini materi-materi mengenai hal itu memang sudah ada di pendidikan dasar. Sebut saja pelajaran PKN, Akidah Akhlak dan sebagainya. Namun, hal itu sebatas materi. Tak ada praktek yang melibatkan individu secara langsung. Bukankah learning by doing menjadikan tren dalam dunia pendidikan saat ini? Saat ini, sudah menjadi hal yang lumrah kalau pelajar-pelajar sudah melakukan tindakan anarki, pelecehan, perkelahian dan segala perbuatan yang tidak terpuji. Dari hal itulah saya langsung menuliskan gagasan tersebut ke kertas.

Mungkin ini saja testimoni yang dapat saya jabarkan mengenai materi Paedagogi yang saya dapat pada pertemuan ketiga. Semoga tulisan ini bermanfaat (baik langsung maupun tidak langsung) kepada pembaca budiman.




0 komentar: