Rabu, 19 Desember 2012

Tugas Psi Belajar: Dinamika Psikologi Belajar


Tak terasa hampir satu semester saya mengambil mata kuliah Psikologi Belajar. Dengan dibimbing oleh Ibu Fillia Dina, selaku dosen pengampu mata kuliah Psikologi Belajar, saya dan teman-teman mengalami pasang-surut emosi dalam menjalaninya. Berbagai macam emosi saya jalani selama satu semester ini. Sedih, bahagia, suka, duka, canda, serius dan sebagainya. Hal itu menjadi sebuah cita rasa tersendiri pada mata kuliah ini.

 

Terkadang bersama teman lainnya saling mengumbar lelucon dikelas. Hal ini dilakukan agar kami tidak terlalu kaku pada sebuah keseriusan dalam belajar. Canda, menjadi sebuah esensi terpenting dalam me-refresh otak. Kalau berbicara tentang suka cita, maka itu terjadi ketika tugas yang diberikan mampu saya kerjakan dengan maksimal. Dan tentunya tidak lewat deadline.

Gimana dengan dukanya? Kalau ditanya, maka akan saya jawab bahwasanya duka yang saya alami adalah ketika tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Psi Belajar tidak dapat  saya kerjakan dengan tepat waktu. Ini menjadi sebuah rasa penyesalan yang mendalam. Dan tentu saja hal ini akan berkorelasi dengan nilai. Hiks, semoga saja tidak. Amiin.

Apapun rasa yang tercipta selama belajar di mata kuliah Psikologi Belajar, itu adalah murni rasa yang tercipta dari diri saya sendiri. Ketika saya berhasil mengerjakan tugas dengan maksimal dan tepat waktu, maka hasilnya adalah rasa suka dan bahagia. Begitu juga sebaliknya, apabila saya tidak mengerjakan tugas dengan maksimal dan tepat waktu, maka jangan harap kebahagiaan akan datang. Dalam dunia psikologi sosial, hal ini dinamakan dengan person change the situation. Dimana seseoranglah yang berpengaruh besar atas situasi yang dirasakannya.

Pada KRS di awal semester ganjil ini, saya dengan yakin sudah menetapkan pilihan untuk mengambil mata kuliah pilihan Psikologi Belajar. Dengan modal keyakinan, saya memutuskan untuk mengambilnya. Tak perduli apakah ada kawan satu stambuk yang juga mengambilnya atau tidak. Ini pure dari hati.

Beberapa minggu kemudian,  mulailah dipertentangkan hati saya dalam mengambil mata kuliah ini. Dan kegalauan pun terjadi. Bu Dina, dengan lugas menerangkan apa-apa aja tugas mahasiswa yang mengambil mata kuliah Psikologi Belajar. Dengan kontrak kuliah yang telah beliau jabarkan, saya mengernyitkan dahi.

“Dibuka kesempatan bagi adinda untuk kembali PKRS jikalau tidak tahan dengan tugas yang diberikan.” Mungkin begitulah redaksi kata-kata yang Bu Dina sampaikan kepada mahasiswanya. Oh my God! Keyakinan saya dipertaruhkan. Harga diri bisa jatuh kalau saya memutuskan untuk PKRS. Lalu Bu Dina membuka kesempatan selama seminggu untuk membuat mahasiswanya kembali berpikir ulang. Dan kegalauan pun terjadi.

Selama seminggu saya berpikir keras, apakah tetap keukeh dengan pendirian saya atau tidak mengambil mata kuliah ini. Awalnya sempat berpikir bahwasanya Bu Dina hanya gertak sambal dalam menguji kesiapan mahasiswa memilih mata kuliah Psikologi Belajar. Atau bisa jadi hanya sebuah tantangan agar mahasiswanya berani mengambil konsekuensi atas setiap pilihannya. Allahuallam.

Dengan pemikiran positif dan keyakinan yang teguh, maka saya memutuskan untuk tetap mengambil mata kuliah Psikologi Belajar. Jeng..jeng. Tak ada rasa penyesalan dalam setiap keputusan yang saya ambil. Semua itu adalah konsekuensi kita sebagai si pengambil keputusan. Dan apa pun yang terjadi, the show must go on.

Pilihan sudah ditetapkan, dan tibalah di pertemuan berikutnya saya membuktikan kapabilitas saya menjalani kuliah ini. Semoga sanggup. Di awal materi pertama kuliah Psikologi Belajar, Bu Dina memberikan sebuah pilihan untuk memilih tiga dari beberapa tokoh untuk dijadikan teori landasan dalam kelompok. Maka, dengan gamblang saya dan kelompok (Arief dan Ichsan) memilih teori Gagne, Vygotski, dan tokoh psikologi lainnya alias lupa memilih apa di pilihan ketiga. Nah, tantangan pun dimulai. Tugas pertama kami disuruh membuat sebuah kerangka berpikir atau mind map pada tinjauan belajar. Hmm, tantangan sudah dimulai rupanya. Dengan semangat yang  membara, saya akan membuktikan kepada Bu Dina, mata kuliah yang saya pilih ini adalah murni berdasarkan hati saya. Dan saya akan mengalahkan tantangan yang diberikan Bu Dina. Maka, tugas pun selesai. Ingin rasanya menunjukkan senyum sumringah saya pada Bu Dina hanya sekedar membuktikan bahwa saya mampu mengalahkan setiap tantangan yang Bu Dina berikan. Semangat untuk nilai A!

Setelah berhasil mengalahkan tantangan Bu Dina, rasanya bahagia banget. Kalau anak remaja sekarang bilangnya “sesuatu”. Ternyata setelah tantangan pertama diberikan, pada pertemuan berikutnya datang lagi tantangan-tantangan selanjutnya. Sempat berpikir keras bagaimana cara menyelesaikannya. Setelah tanya sana-sini, akhirnya senyum kembali sumringah. Dan kemenangan berhasil saya dapatkan: mampu menyelesaikan tugas dari Bu Dina.

Online, selalu menjadi pedoman Bu Dina dalam memerintahkan mahasiswanya mengerjakan tugas. Mungkin bisa dikatakan hampir 90% tugas pasti diposting-kan di blog. Untung saja saya memiliki modem. Sehingga masalah internet tidak terlalu saya pikirkan.

Pada pertemuan sekian, saya mengalami cobaan dalam menghadapi tantangan Bu Dina. Ternyata buku Psikologi Belajar saya HILANG! Padahal tuh buku belum lunas pembayarannya. Alias masih nyicil. Oh my God, apakah ini yang disebut dengan cobaan? Hmm, mari berpikir pada konteks positif. Tak apa buku hilang, asalkan semangat jangan sampai hilang. Fighting!

Lagi, pada tantangan berikutnya, mahasiswa disuruh menjawab pertanyaan yang ada di buku. Dan waktu yang diberikan adalah 1 jam. Dikarenakan saya tidak memiliki buku, saya kewalahan pada awalnya.

“San, kita kerjakannya setengah jam-setengah jam ya. Ihsan pakai buku ihsan setengah jam. Lalu sisanya kasih ama abang tuh buku.” Saya mencoba melakukan sebuah negoisasi pada junior saya. Dikarenakan dia junior, maka ia manut-manut saja dengan perkataan saya. Salah satu keuntungan senior,hehehe.

Entah kenapa saya jadi teringat pas POMB. Ketika saya diberitahu sebuah pasal oleh senior angkatan 06:
Pasal 1: Senior tidak pernah salah
Pasal 2: Kalau senior salah, maka kembali pada pasal 1
Jleb, pasal apaan ini??

Oke, kembali pada tugas Psikologi Belajar.
Dengan bekal pinjam-meminjam, akhirnya saya berhasil mengerjakan tugas tersebut. Bahkan tulisan saya diapresiasi oleh Bu Dina. Dan senyum kemenangan pun kembali berkumandang di jagad raya.

Tantangan berikutnya adalah mahasiswa disuruh untuk mengobservasi sekolah SMK Tritech berdasarkan tabel teori Gagne. Oke, tak ada buku tak masalah. Masih ada jurus pinjam-meminjam. Maka saya meminjam buku Shoffa dan mengkopikannya. Ini merupakan salah satu jurus andalan ketika tidak memiliki buku atau bahan kuliah.

Ketika mengobservasi, kebetulan kelas yang saya pilih untuk observasi sedang belajar matematika. Dan gurunya merupakan alumni Fakultas MIPA stambuk 2004. Terjadilah pertumpahan kata-kata alias saling mengobrol tentang perkembangan USU sampai organisasi mahasiswa di USU. Lumayanlah menambah pemahaman saya tentang sejarah USU.

Selesai mengobservasi, kami disuruh membuat laporannya dan diposting ke dalam blog masing-masing. Dengan sigap saya membuat laporannya dan segera mempostingkan ke blog saya. Hmm, semoga tantangan-tantangan yang saya lalui memiliki hasil yang sesuai dengan harapan saya.

Akhir kata, dapat saya katakan dinamika yang terjadi pada mata kuliah Psikologi Belajar memiliki bermacam rasa. Sama seperti yang telah saya katakan di awal. Berbagai rasa saya dapatkan disini. Dan tentunya hasil akhir yang bahagialah yang merupakan harapan saya dalam mengambil mata kuliah ini.
 
Ucapkan maaf dan terima kasih saya ucapkan pada Bu Dina, selaku dosen pengampu mata kuliah Psikologi Belajar sekaligus Pembantu Dekan III atas kesalahan-kesalahan saya baik disengaja maupun yang tidak. Tak ada maksud apa-apa bagi saya dalam melakukan kesalahan yang saya perbuat. Semua itu hanyalah kelalaian maupun kekhilafan saya dalam melakukan suatu perbuatan. Juga terima kasih atas ilmu yang telah Ibu berikan. Semoga ini memperkaya pemahaman saya bagaimana cara mengajar dengan menggunakan metode learning by doing. Semoga ini bermanfaat bagi dunia pendidikan. Amiin.

0 komentar: