“PENGALAMAN BERHARGAKU DI
PSIKOLOGI BELAJAR”
Tak
terasa hampir satu semester saya mengambil mata kuliah Psikologi Belajar. Dengan
dibimbing oleh Ibu Fillia Dina, selaku dosen pengampu mata kuliah Psikologi
Belajar, saya dan teman-teman mengalami pasang-surut emosi dalam menjalaninya.
Berbagai macam emosi saya jalani selama satu semester ini. Sedih, bahagia,
suka, duka, canda, serius dan sebagainya. Hal itu menjadi sebuah cita rasa
tersendiri pada mata kuliah ini.
Terkadang
bersama teman lainnya saling mengumbar lelucon dikelas. Hal ini dilakukan agar
kami tidak terlalu kaku pada sebuah keseriusan dalam belajar. Canda, menjadi
sebuah esensi terpenting dalam me-refresh
otak. Kalau berbicara tentang suka cita, maka itu terjadi ketika tugas yang
diberikan mampu saya kerjakan dengan maksimal. Dan tentunya tidak lewat deadline.
Gimana
dengan dukanya? Kalau ditanya, maka akan saya jawab bahwasanya duka yang saya
alami adalah ketika tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Psi
Belajar tidak dapat saya kerjakan dengan
tepat waktu. Ini menjadi sebuah rasa penyesalan yang mendalam. Dan tentu saja
hal ini akan berkorelasi dengan nilai. Hiks,
semoga saja tidak. Amiin.
Apapun
rasa yang tercipta selama belajar di mata kuliah Psikologi Belajar, itu adalah
murni rasa yang tercipta dari diri saya sendiri. Ketika saya berhasil
mengerjakan tugas dengan maksimal dan tepat waktu, maka hasilnya adalah rasa
suka dan bahagia. Begitu juga sebaliknya, apabila saya tidak mengerjakan tugas
dengan maksimal dan tepat waktu, maka jangan harap kebahagiaan akan datang.
Dalam dunia psikologi sosial, hal ini dinamakan dengan person change the situation. Dimana seseoranglah yang berpengaruh
besar atas situasi yang dirasakannya.
Pada
KRS di awal semester ganjil ini, saya dengan yakin sudah menetapkan pilihan
untuk mengambil mata kuliah pilihan Psikologi Belajar. Dengan modal keyakinan,
saya memutuskan untuk mengambilnya. Tak perduli apakah ada kawan satu stambuk
yang juga mengambilnya atau tidak. Ini pure
dari hati.
Beberapa
minggu kemudian, mulailah
dipertentangkan hati saya dalam mengambil mata kuliah ini. Dan kegalauan pun terjadi. Bu Dina, dengan lugas menerangkan
apa-apa aja tugas mahasiswa yang mengambil mata kuliah Psikologi Belajar.
Dengan kontrak kuliah yang telah beliau jabarkan, saya mengernyitkan dahi. “Dibuka
kesempatan bagi adinda untuk kembali PKRS jikalau tidak tahan dengan tugas yang
diberikan.” Mungkin begitulah redaksi kata-kata yang Bu Dina sampaikan kepada
mahasiswanya. Oh my God! Keyakinan
saya dipertaruhkan. Harga diri bisa jatuh kalau saya memutuskan untuk PKRS.
Lalu Bu Dina membuka kesempatan selama seminggu untuk membuat mahasiswanya
kembali berpikir ulang. Dan kegalauan pun terjadi.
Selama
seminggu saya berpikir keras, apakah tetap keukeh
dengan pendirian saya atau tidak mengambil mata kuliah ini. Awalnya sempat
berpikir bahwasanya Bu Dina hanya gertak sambal dalam menguji kesiapan
mahasiswa memilih mata kuliah Psikologi Belajar. Atau bisa jadi hanya sebuah
tantangan agar mahasiswanya berani mengambil konsekuensi atas setiap
pilihannya. Allahuallam.
Dengan
pemikiran positif dan keyakinan yang teguh, maka saya memutuskan untuk tetap
mengambil mata kuliah Psikologi Belajar. Jeng..jeng.
Tak ada rasa penyesalan dalam setiap keputusan yang saya ambil. Semua itu
adalah konsekuensi kita sebagai si pengambil keputusan. Dan apa pun yang
terjadi, the show must go on.
Pilihan
sudah ditetapkan, dan tibalah di pertemuan berikutnya saya membuktikan
kapabilitas saya menjalani kuliah ini. Semoga
sanggup. Di awal materi pertama kuliah Psikologi Belajar, Bu Dina
memberikan sebuah pilihan untuk memilih tiga dari beberapa tokoh untuk dijadikan
teori landasan dalam kelompok. Maka, dengan gamblang saya dan kelompok (Arief
dan Ichsan) memilih teori Gagne, Vygotski, dan tokoh psikologi lainnya alias
lupa memilih apa di pilihan ketiga. Nah, tantangan pun dimulai. Tugas pertama
kami disuruh membuat sebuah kerangka berpikir atau mind map pada tinjauan belajar. Hmm, tantangan sudah dimulai
rupanya. Dengan semangat yang membara,
saya akan membuktikan kepada Bu Dina, mata kuliah yang saya pilih ini adalah
murni berdasarkan hati saya. Dan saya akan mengalahkan tantangan yang diberikan
Bu Dina. Maka, tugas pun selesai. Ingin rasanya menunjukkan senyum sumringah
saya pada Bu Dina hanya sekedar membuktikan bahwa saya mampu mengalahkan setiap
tantangan yang Bu Dina berikan. Semangat untuk nilai A!
Setelah
berhasil mengalahkan tantangan Bu Dina, rasanya bahagia banget. Kalau anak
remaja sekarang bilangnya “sesuatu”. Ternyata setelah tantangan pertama
diberikan, pada pertemuan berikutnya datang lagi tantangan-tantangan
selanjutnya. Sempat berpikir keras bagaimana cara menyelesaikannya. Setelah
tanya sana-sini, akhirnya senyum kembali sumringah. Dan kemenangan berhasil
saya dapatkan: mampu menyelesaikan tugas dari Bu Dina.
Online, selalu menjadi pedoman Bu Dina dalam
memerintahkan mahasiswanya mengerjakan tugas. Mungkin bisa dikatakan hampir 90%
tugas pasti diposting-kan di blog.
Untung saja saya memiliki modem. Sehingga masalah internet tidak terlalu saya
pikirkan.
Pada
pertemuan sekian, saya mengalami cobaan dalam menghadapi tantangan Bu Dina.
Ternyata buku Psikologi Belajar saya HILANG! Padahal tuh buku belum lunas pembayarannya. Alias masih nyicil. Oh my God, apakah ini yang disebut
dengan cobaan? Hmm, mari berpikir pada konteks positif. Tak apa buku hilang,
asalkan semangat jangan sampai hilang. Fighting!
Lagi,
pada tantangan berikutnya, mahasiswa disuruh menjawab pertanyaan yang ada di
buku. Dan waktu yang diberikan adalah 1 jam. Dikarenakan saya tidak memiliki
buku, saya kewalahan pada awalnya.
“San,
kita kerjakannya setengah jam-setengah jam ya. Ihsan pakai buku ihsan setengah
jam. Lalu sisanya kasih ama abang tuh buku.”
Saya mencoba melakukan sebuah negoisasi pada junior saya. Dikarenakan dia
junior, maka ia manut-manut saja dengan perkataan saya. Salah satu keuntungan senior,hehehe.
Entah
kenapa saya jadi teringat pas POMB. Ketika saya diberitahu sebuah pasal oleh
senior angkatan 06:
Pasal
1: Senior tidak pernah salah
Pasal
2: Kalau senior salah, maka kembali pada pasal 1
Jleb, pasal apaan ini??
Oke,
kembali pada tugas Psikologi Belajar.
Dengan
bekal pinjam-meminjam, akhirnya saya berhasil mengerjakan tugas tersebut.
Bahkan tulisan saya diapresiasi oleh Bu Dina. Dan senyum kemenangan pun kembali
berkumandang di jagad raya.
Tantangan
berikutnya adalah mahasiswa disuruh untuk mengobservasi sekolah SMK Tritech berdasarkan tabel teori Gagne.
Oke, tak ada buku tak masalah. Masih ada jurus pinjam-meminjam. Maka saya
meminjam buku Shoffa dan mengkopikannya. Ini merupakan salah satu jurus andalan
ketika tidak memiliki buku atau bahan kuliah.
Ketika
mengobservasi, kebetulan kelas yang saya pilih untuk observasi sedang belajar
matematika. Dan gurunya merupakan alumni Fakultas MIPA stambuk 2004. Terjadilah
pertumpahan kata-kata alias saling mengobrol tentang perkembangan USU sampai
organisasi mahasiswa di USU. Lumayanlah menambah pemahaman saya tentang sejarah
USU.
Selesai
mengobservasi, kami disuruh membuat laporannya dan diposting ke dalam blog
masing-masing. Dengan sigap saya membuat laporannya dan segera mempostingkan ke
blog saya. Hmm, semoga tantangan-tantangan yang saya lalui memiliki hasil yang
sesuai dengan harapan saya.
Secara keseluruhan
pengalaman yang saya dapatkann merupakan hasil dari teori Robert Gagne dimana
keterampilan, apresiasi, dan penalaran manusia dengan semua variasinya dan juga
harapan,aspirasi ,sikap, dan niali-nilai manusia, umumnya diakui
perkembangannya sebagian besar bergantung pada peristiwa melalui proses
belajar. Adapun prose belajar yang terjadi yang berkaitan dengan tahapan
belajar dan peristiwa pembelajaran yaitu :
a.
Mengarahkan perhatian;
disini terlihat Ibu mencoba mengarahkan perhatian kami bagaimana membuat proses
belajar menjadi lebih menarik.
b.
Expektasi; disini Ibu mencoba memberikan
maksud dan tujuan yang hendak kami lakukan dalam proses belajar kedepannya.
c.
Retrieval; disini Ibu
mencoba memberikan tugas kepada kami untuk dapat merangsang kami terhadap suatu
kinerja. Melalui pemostingan di blog.
d.
Persepsi selektif atas
ciri stimulus : disini Ibu berusaha memberikan stimulus belajar yang berbeda
dari yang lainnya, dimana tiap minggunya proses belajar berubah-ubah mulai dari
aktifitas dalam dikelas hingga diluar kelas.
e.
Penyandian semantik: disini Ibu memberikan kami bimbingan berupa
pengarahan terhadap suatu tugas yang akan dilakukan.
f.
Retrieval dan respons :
disini kami mencoba merespons setiap aktifitas pemebelajaran sehingga
menghasilkan kinerja dalam belajar.
g.
Pengauatan : setiap tugas yang ibu berikan, ibu
selalu memberikan kami feedback, sehingga memudahkan saya untuk memahami dan
mengubah kesalahan saya.
h.
Pemberian petunjuk
retrieval : setiap kinerja yang telah kami lakukan,ibu selalu memberikan
penilaian terhadap kinerja kami, guna untuk memudahkan kami sejauhmana proses
yang kami dapatkan dalam belajar.
i.
Generalisasi ; dalam
proses pembelajaran yang berlangsung, saya dapat memberikan hasil kinerja yang
baru dengan adanya perubahan dari yang sebelumnya.
Dengan demikian bahwa proses belajar yang saya
lakukan tidak terlepas dari tahapan belajar dengan adanya peristiwa belajar
yang didapatkan dari pengalaman sebelumnya. Sehingga pembelajaran ini berguna
dalam memberikan petunjuk atau isyarat dan penyimpanan belajar yang baru dalam
ingatan jangka panjang.
Akhir
kata, dapat saya katakan dinamika yang terjadi pada mata kuliah Psikologi
Belajar memiliki bermacam rasa. Sama seperti yang telah saya katakan di awal.
Berbagai rasa saya dapatkan disini. Dan tentunya hasil akhir yang bahagialah
yang merupakan harapan saya dalam mengambil mata kuliah ini.
Saya mohon maaf dan terima kasih saya ucapkan pada Bu Dina, selaku dosen pengampu
mata kuliah Psikologi Belajar sekaligus Pembantu Dekan III atas
kesalahan-kesalahan saya baik disengaja maupun yang tidak. Tak ada maksud
apa-apa bagi saya dalam melakukan kesalahan yang saya perbuat. Semua itu
hanyalah kelalaian maupun kekhilafan saya dalam melakukan suatu perbuatan. Juga
terima kasih atas ilmu yang telah Ibu berikan. Semoga ini memperkaya pemahaman
saya bagaimana cara mengajar dengan menggunakan metode learning by doing. Semoga ini bermanfaat bagi dunia pendidikan. Amiin.
0 komentar:
Posting Komentar